Selamat Datang di blognya rijang adnan setiawan
welcome to the blog's rijang adnan setiawan

Senin, 08 Agustus 2011

trian

Riki sedang asik bersama Lisa, ya mereka sedang asik-asiknya dan mesranya. Sedangkan aku kadang-kadangpun agak cemburu melihat kemesraan mereka.
Tio pun sudah lama menghilang entah kemana. Padahal sebelumnya kami bertiga adalah sahabat yang tak dapat terpisahkan, kemana-mana selalu bersama. Sedangkan Lisa yang kini menjadi kekasih Riki adalah gadis yang dulunya kuliahnya sekelas dengannya.
Hmmm.. sedikit banyak memang Lisa mempengaruhi keutuhan persahabatan kami. Yah kenapa aku cemburu, adalah karena sebelumnya aku sempat jatuh hati kepada Riki, namun tidak dengannya. Riki jatuh malah  hati kepada Lisa yang kini telah menjadi kekasihnya tersebut.
Sedangkan denagn Tio yang menghilang entah kemana juga mungkin disebabkan oleh aku. Berbeda dengannya, aku memilih untuk tetap bersahabat denngan Riki meski cintaku tak sampai padanya. Tio memilih menghilang dan memisahkan diri dari kami setelah tahu bahwa aku gadis yang menjadi dambaan hati Tio justru lebih tertarik kepada Riki pada saat itu.
Suatu ketika saat aku sedang mengendarai sedanku, di perempatan lampu merah, di sebuah warung kaki lima yang ada disitu aku melihat sesosok orang yang entah sedang membeli apa mirip sekali dengan seseorang yang aku kenal. Tapi entah siapa akupun sedang mengingat-ingatnya. Rasanya tak asing bagiku sosok itu.
“Tioooooooo….” Aku berteriak kepada orang itu sambil membuka kaca pintu mobilku, “kaukah itu??.., aku Trian”
“maaf saya bukan Tio, siapa anda? Anda mungkin salah orang..” jawab orang itu dengan agak tergugup, sambil kemudian buru-buru mengambil uang kembalian dari sang pemilik warung dan segera pergi meninggalkan Trian yang masih diliputi rasa penasaran.
“Tiiiiiiiiitttttt…. Ttiiiittt…” klakson mobil yang berada di belakang mobil Trian berbunyi karena lampu sudah hijau. Trianpun terpaksa mengurungkan niatnya untuk turun dari mobil untuk mengejar pria itu dan segera menjalankan mobilnya.
“Hmm… kemana ya? Sendirian gini? Ke mall gak mungkin soalnya sendirian, ke pasar Wage apalagi..” ujar Trian dalam hati.
Setelah berpikir sejenak, Trianpun memutuskan pergi ke pantai. Suatu tempat yang paling disukai Trian untuk menghibur dirinya yang sedang bĂȘte. Namun dalam perjalanan menuju pantai, pikiran Trian masih tertuju kepada sosok yang iya lihat di lampu merah tadi.
“Siapakah dia? Benarkah dia Tio?” Trian terheran-heran, jika memang pria itu adalah Tio kenapa ia bepakaian seperti layaknya seorang gembel ataupun orang yang tak punya pekerjaan dengan baju kaos dan celana jeansnya yang lusuh seperti itu.
“bukankah dia anak orang berada? Ada apa dengannya?” perntanyaaan demi pertanyaan bersliweran di benak Trian.
Hari berganti hari dan minggu berganti minggu telah berlalu. Dan Trianpun tak mengetahui siapa sosok pria yang ia duga sebagai Tio itu.
Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar